Indonesia Tower (PT Solusindo Kreasi Pratama) melakukan ujicoba pertama (soft
launching) teknologi pita lebar (broadband) Wimax (worldwide interoperability
maximum access).
Ujicoba Wimax yang telah dikembangkan selama dua tahun terakhir oleh
Indonesia Tower dilakukan dengan cara videoconference dari tiga lokasi yaitu
kantor Depkominfo, Kantor Dirjen Postel di Gedung Sapta Pesona dan Gedung Wisma
Kosgoro (kantor Indonesia Tower) di Jakarta, Selasa sore.
Dalam ujicoba tersebut, Menkominfo Muhammad Nuh yang berada di Depkominfo
merasa bangga dengan teknologi Wimax yang dikembangkan oleh Indonesia Tower.
"Saya terharu melihat Indonesia ternyata mampu membuat teknologi tinggi
seperti ini. Jadi upaya kita melindungi industri lokal tidak salah, buktinya
mereka mampu ketika diberi kesempatan," kata Nuh.
Di kantornya itu, Menkominfo didampingi oleh Dirut Indonesia Tower Sakti
Wahyu Trenggono, Ketua APJII (Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia) Sylvia
Sumarlin, Wakil Ketua Harian Detiknas (Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Nasional) Kemal Stamboel, perwakilan dari operator telekomunikasi dan asosiasi
dari dunia telekomunikasi.
Menkominfo melakukan ujicoba videoconference dengan Dirjen Postel Depkominfo
Basuki Yusuf Iskandar di Kantor Dirjen Postel dan dengan jajaran komisaris
Indonesia Tower yang berada di Kantor Indonesian Tower di Wisma Kosgoro.
Sedangkan Dirut Indonesia Tower Sakti Wahyu Trenggono mengakui tidak semuanya
diproduksi oleh lokal Indonesia meski produk Wimax dikembangkan oleh Indonesia
Tower.
Namun ia mengklaim sebagian besar produknya sudah diproduksi oleh anak bangsa
seperti piranti lunak (software) dan PCB.
Videoconference sendiri terlihat cukup sukses kecepatan transfer data yang
tinggi sehingga pembicara dari tiga tempat dengan gambar dan suara yang relatif
jernih.
Indonesia Tower mengklaim kemampuan kecepatan transfer data saat ini adalah
24 Mbps dengan width sebesar 7 Mhz dan yang digunakan dalam vidoeconference
hanya sebesar 3 Mbps dan video streaming satu Mbps.